Cari Blog Ini

Senin, 16 Agustus 2010

SUSUPENSI

SUSPENSI
 Pengertian
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang tedispersi dalam fase cair
Dalam dunia farmasi dikenal beberapa istilah suspensi :
a. Suspensi oral
Sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujuka untuk pengobatan peroral. Sediaan ini disebut dengan ”untuk suspensi oral”. Contohnya: Antibiotika
b. Suspensi topikal
Sediaan cair yang mengandung partikel yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit. Suspensi ini diberikan etikey sebagai ”lotio” contohnya: Lotio kumerfeldi
c. Suspensi tetes telinga
Sediaan cair yang mengandung partikel halus yang ditujukan untk diteteskan ke dalam telinga
d. Suspensi opthalmic
Sediaan cair steril yang mengandung partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata
e. Suspensi untuk injeksi
Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau ke dalam larutan spinal, karena akan terjadi penyumbatan vena
f. Suspensi injeksi terkonstitusi
Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai
STABILITAS SUSPENSI
1. Ukuran partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang pertikel tersebut serta daya tekan ke atas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya.
Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan ke atas merupakan hubungan limier. Artinya semakin besar ukuran partikel maka semakin kecil luas penampangnya (dalam volume yang sama), sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya tekan ke atas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan meperkecil ukuran partikel
2. Kekentalan (viskositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental suatu caiarn maka kecepatan alirannya akan semakin kecil (turun)
HUKUM STOKES
d2 (p – po) g
V= --------------------------
n
Keterangan :
V : Kecepatan Aliran
d : diameter dari partikel
p : Berat jenis dari partikel
po : Berat jenis cairan
g : Gravitasi
n ; Viskositas cairan

3. Jumlah partikel (Konsentrasi)
Semakin besar konsentrasinya maka akan semakin cepat untuk mengendap. Stabilitas ini tidak bisa diubah atau dikendalikan
4. Sifat/ muatan Partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena bahan tersebut merupan sifat alam, maka kita tidak dapat mempengaruhinya
BAHAN PENSUSPENSI
1. Bahan pensuspensi yang berasal dari alam
Golongan gom
a. Acasia
b. Chondrus
c. Tragacanth
d. Algin
Golongan bukan gom (tanpa preservative)
2. bahan pensuspensi yang berasal dari buatan
a. derivat selulosa (CMC, hidroksi metik selulosa)
b. Golongan organik polimer (Carbophol 934)
CARA MENGERJAKAN SUSPENSI
1. METODE PEMBUATAN SUSPENSI
a. metode dispersi
Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat ke dalam mucilago yang telah terbentuk kemudian baru diencerkan. Kadang terjadi kesukaran pada saat mendispersikan serbuk dengan vehicle, hal tersebut karena adanya udara, lemak atau kontaminan pada serbuk. Serbuk yang sangat halus mudah kemasukkan udara sehingga sukar untuk dibasahi. Mudah atau sukarnya serbuk utnuk dibasahi tergantung besarnya sudut kontak atara zat terdispersi dengan medim. Bila sudut kontak kurang lebih 900 serbuk akan mengambang diatas cairan. Serbuk yang demikian disebut memiliki sifat hidrofob. Untuk menrunkan tegangan permukaan antar muka antara partikel zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah atau wetting agent
b. metode praesipitasi
Zat yang hendak didispersikan dilarutkan dahulu dalam pelarut organik yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik diencerkan dengan larutan pensusupensi dalam air. Akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi. Cairan oraganik tersebut adalah : etanol, propilenglikol, polietilenglikol
2. SISTEM PEMBENTUKAN SUSPENSI
a. sistem flokulasi
Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah, cepat mengendap dan pada penyimpanan tidak terjadi cake, dan mudah tersuspensi kembali
b. sistem deflokulasi
Dalam sistem deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya membentuk sendimen, dimana terjadi agregasi akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali
SIFAT DARI PARTIKEL FLOKULASI DAN DEFLOKULASI
DEFLOKULASI
1. Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain
2. Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing partikel mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimal
3. Sedimen terbentuk lambat
4. Akhirnya sedimen akan terbentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi
5. Wujud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam waktu yang relatif lama. Terlihat bahwa ada endapan dan cairan yang diatasnya berkabut
FLOKULASI
1. Partikel merupakan agregat yang bebas
2. Sedimen terjadi cepat
3. Sedimen terbentuk cepat
4. Sedimen tidak terbentuk cake yang keras dan padat dan mucdah terdispersi kembali seperti semula
5. Wujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata
FORMULASI SUSPENSI
Membuat suspensi stabil secara fisik ada 2 kategori yaitu :
1. Penggunaan ”structured vehicle’ untuk menjaga paretikel deflokulasi dalam suspensi, structured vehicle adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dll
2. Penggunaan prisip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi cepat pengendapan, tetapi dengan penggojokan ringan mudah disuspensikan kembali
Pembuatan suspensi sistem flokulasi adalah ;
1. pertikel diberi zat pembasah dan dispersi medium
2. lalu ditambahkan zat pemflokulasi, biasanya berupa lartuan elektrolit, surfaktan atau polimer
3. diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir
4. apabila dikehendaki agar flok yan terjadi tidak cepat mengendap, maka ditambah structured vehicle
5. Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam structured vehicle
Bahan pemflokulasi yang digunakan dapat berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer. Untuk partikel yang bermuatan positif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan negatif dan sebaliknya. Misalnya suspensi bismuthi subnitras yang bermuatan positif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan negatif yaitu kalium fosfat mini base.

BAHAN PENGAWET
Penambahanbahan lain dapat dilakukan untuk menambah stabilitas suspensi, anatara lain penambahan pengawet terutama untuk hidrokoloid alam, karena bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakteri.

PENILAIAN SUSPENSI
1. VOLUME SEDIMENTASI
Aadalah suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vo) terhadap volume mula-mula dari suspensi (Vo)sebelum mengendap
2. DERAJAT FLOKULASI
Adalah ratio volume sedimen akhir dari suspensi flokulaso (Vu) terhadap sedimen akhrir suspensi deflokulasi (Voc)
3. METODE REOLOGI
Berhubungan debgan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menentukan perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan
4. PERUBAHAN UKURAN PARTIKEL
Digunakan cara Frezze-thaw cycling yaitu temperatur diturunkan sampai titik beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pokok menjaga tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat kristal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar