Cari Blog Ini

Senin, 16 Agustus 2010

EMULSI

EMULSI
 Pengertian
Emulsi merupakan sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil
Emulsi berasal dari kata emulgeo yang artinya menyerupai milk, dengan warna emulsi adalah putih.
Pada pertengahan abad XVIII, ahli farmasi memeperkenalkan adanya pembuatan emulsi dari oleum olivarum, oleum anisi dan eugenol iol dengan menggunakan penambahan gom arab, tragacanth, kuning telur. Emulsi yang terbentuk karena penambahan emulgator dari luar yang disebut emulsi spuria atau emulsi buatan
KOMPONEN EMULSI
Emulsi terdiri dari 2 macam golongan yaitu :
1. Komponen dasar
adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam emulsi. Terdiri atas :
◊ fase dispers/ fase internal/ fase diskontinue/ fase dalam
Yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil ke dalam zat cair lain
◊ fase kontinue/ fase external/ fase luar
Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut
◊ Emulgator
Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi
2. Komponen tambahan
Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik, misalnya corrigen saporis, odoris, colouris, preservative (pengawet), antioksidan, zat pengental
Preservative yang digunakan antara lain metil dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol dan klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetat dll
Bahan pengawet dapat mencegah pertumbauhan atau menghindari pertumbuhan mikroorganisme
Antioksidan berfungi sebagai bahan pencegah terjadinya oksidasi yang digunakan antara lain asam askorbat, L-tocopherol, asam sitrat, propil gallat, asam gallat
Corrigen odoris misalnya minyak atsiri, oleum citri
Emulsi dengan bahan pelarut air yang paling banyak akan rentan dengan bakteri karena bahan air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan jamur dan bakteri

TIPE EMULSI
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal dan eksternal, maka emulsi dapat digolongkan menjdai 2 macam yaitu
1. Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air)
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke dalam air. Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase external
2. Emulsi tipe W/O (water in oil) Atau A/M (air dalam minyak)
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar ke dalam minyak. Air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase external
TUJUAN PEMAKAIAN EMULSI
Emulsi dibuat untuk diperoleh suatu preparat yang stabil dan rata dari campuran 2 cairan yang saling tidak bisa saling bercampur
Tujuan pemakaian emulsi adalah:
1. Dipergunakan sebagai obat dalam / peroral. Umumnya emulsi tipe o/w
Contohnya: Laxativa (oleum cocos, oleum ricini)
Scott’s Emulsion(Vit A dan Vit D)
2. Dipergunakan sebagai obat luar
Bisa tipe emulsi o/w maupun w/o tergantung dari banyaknya faktor yang mempengaruhinya meliputi sifat zatnya atau jenis efek terapi yang dikehendaki
Contohnya: Bentuk sediaan kosmetika (hand body lotion, susu pembersih dll)
TEORI TERBENTUKNYA ATAU TERJADINYA EMULSI
1. TEORI TEGANGAN PERMUKAAN (Surface tension)
Molekul memilki daya tarik menarik antara molekul yang sejenis yang disebut sebagai daya kohesi, selain itu mulekul juga memiliki daya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis yang disebut daya kohesi
Daya kohesi suatu zat selalu sama, sehingga pada permukaan suatu zat cair akan tejadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan daya kohesi. Tegangan yang terjadi pada permukaan tersebut dinamakan dengan tegangan permukaan (surface tension)
Dengan cara yang sama dapat dijelaskan terjadinya perbedaan tegangan bidang batas dua cairan yang tidak dapat bercampur (immicible liquid). Tegangan yang terjadi antara 2 (dua) cairan tersebut dinamakan tegangan bidang batas (interfacial film).
Semakin tinggi perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang batas mengakibatkan antara kedua zat cair itu semakin susah untuk bercampur. Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam anorganik atau senyawa elektrolit, tetapi akan berkurang dengan penambahan senyawa organik tertentu antara lain sabun (sapo)
Teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator yang akan menurunkan tegangan yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair tersebut akan mudah bercampur.
Semakin besar tegangan permukaan, semakin tinggi tegangan bidang batasnya, sehingga jika semakin tinggi tegangan bidang batasnya, maka semakin sulit untuk bercampur
2. TEORI ORIENTASI BENTUK BAJI (Oriented wedge)
Setiap molekul emulgator dibagi menjadi 2 (dua) kelompok:
a. Kelompok hidrofilik, yaitu dari emulgator yang suka pada air
b. Kelompok lipofilik, yaitu dari emulgator yang suka pada minyak
Semua jenis emulgator yang memiliki harga keseimbangan yang besarnya tidak sama. Harga keseimbangan dikenal dengan istilah hidrofil lipofil balance (HLB), Yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara kelompok lipofil dengan kelompok hidrofil
3. TEORI INTERPARSIAL FILM
Untuk memberikan stabilitas maksimum pada emulsi, syarat emulgator yang dipakai:
a. Dapat membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak
b. Jumlah cukup untuk menutup semua permukaan partikel fase dispers
c. Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup semua permukaan partikel dengan segera
Teori ini emulgator akan menyelubungi fase dispers
Mayoritas tipe emulsi yang dibentuk adalah o/w
4. TEORI ELECTRIC DOUBLE LAYER (Lapisan listrik rangkap)
Teori ini tanpa adanya emulgator
Jika minyak terdispers ke dalam permukaan air, lapisan air yang langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan mempunyai muatan yang berlawanan dengan lapisan didepannya. Dengan demikian seolah-olah partikel minyak dilindungi oleh 2 benteng lapisan listrik yang saling berlawanan.
Terjadinya muatan listrik disebabkan oleh salah satu dari ke tiga cara di bawah ini,
a. Terjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan partikel
b. Terjadinya absorbsi ion oleh partikel dari cairan disekitarnya
c. Terjadinya gesekan partikel dengan cairan disekitarnya

BAHAN PENGEMULSI (EMULGATOR)
◊ Emulgator Alam
Yaitu emulgator yang berasal dan dipeoleh dari alam tanpa proses yang rumit. Dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan yaitu:
1. Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan
Contohnya: Gom arab, tragacanth, agar-agar, chondrus, emulgator lain (pektin, metil selulosa, karboksimetil sellulosa)
2. Emulgator alam dari hewan
Contohnya: Kuning telur, adeps lanae
3. Emulgator alam dari tanah mineral
Contohnya: Magnesium aluminium silikat/veegum, Bentonit
◊ Emulgator buatan
1. Sabun
2. Tween 20, 40, 60, 80
3. Span 20, 40, 80
Emulgator dapat dikelompokkan menjadi
a. Anionik : Sabun alkiali, Na lauryl sulfat
b. Kationik : Senyawa amonium kuarterner
c. Non ionik : Tween, span
d. Amfoter : Protein, lesitin



CARA PEMBUATAN EMULSI
Ada tiga metode pembuatan emulsi
1. Metode gom kering atau metode kontinental
Dalam metode ini zat pengemulsi (biasanya gom arab dicampur dengan minyak terlebih dahulu kemudian ditambahkan air untuk pembentukkan corpus emulsi, baru diencerkan dengan sisa air yang tersedia
2. Metode gom basah atau metode Inggris
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi umunya larut) agar membentuk suatu mucilago, kemudian perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan sisa air
3. Metode botol atau metode botol forbes
Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat yang bersifat minyak dan mempunyai viskositas rendah (kurang kental). Serbuk gom dimasukkan ke dalam botol kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air. Minyak dimasukkan botol kemudian campuran tersebut dikocok dengan kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil dikocok
Alat yang dipakai dalam pembuatan emulsi
1. Mortir dan stamper
2. Botol
3. Mixer dan blender
4. Homogeniser
5. Colloid mill
CARA MEMBEDAKAN TIPE EMULSI
1. Pengenceran fase
Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase externalnya. Dengan prinsip tersebut, emulsi o/w dapat diencerkan dengan air sedangkan emulsi tipe w/o dapat diencerkan dengan minyak

2. Pengecatan/ pemberian warna
Zat warna yang digunakan akan tersebar merat dalam emulsi apabila zat tersebut larut dalam fase externalnya dari emulsi tersebut
Emulsi + larutan sudan III akan memberi warna merah pada emulsi tipe o/w, karena sudan III larut dalam minyak
Emulsi + larutan methilen blue dapat memberi warna biru pada emulsi tipe w/o karena larutan methilen blue larut dalam air
Semua dilakukan dengan alat bantu mikroskop
3. Kertas saring
Bila emulsi diencerkan dan diteteskan pada kertas saring, kertas saring menjadi basah maka tipe emulsio/w dan bila timbul noda minyak pada kertas saring maka tipe emulsi w/o
4. Konduktivitas listrik
Alat yang dipakai adalah kawat dan stop kontak, kawat dengan K1/2 watt lampu neon ¼ watt semua dihubungkan secara seri. Lampu neon akan menyala bila elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi tipe o/w dan akan mati bila dicelupkan pada emulsi tipe w/o

KESTABILAN EMULSI
1. Creaming
Terpisahnya emulsi menjadi 2 bagian lapisan, dimana yang satu mengandung fase dispers lebih banyak dibandingkan lapisan yang lain. Creaming bersifat reversibel artinya akan terdispersi kembali apabila dikocok perlahan-lahan
2. Koalesen atau cracking
Peristiwa pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak akan koalesen ( menyatu). Sifatnya irreversibel artinya tidak bisa kembali)

Hali ini disebabkan oleh:
Perubahan kimia seperti penambahan alkohol, perubahan pH, penambahan garam elektrolit
Perubahan fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan, pengadukan
3. Inversi
Peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe emulsi w/o menjadi o.w atau sebaliknya. Sifatnya irreversibel

1 komentar:

  1. Terimakasih kak Artikel  Emulsi nya sangat membantu dan mudah dipahami


    Emulsi adalah suatu system heterogen yang terdiri dari sebuah fase cair yang tidak tercampur yang terdispersi dalam face cair lainnya

    BalasHapus